Sabtu, 19 April 2014

Salah siapa, aku atau kamu?

Salah siapa,
Aku yang terlalu berharap,
atau Kamu yang memberi harapan?

Salah siapa,
Aku yang terlambat,
atau Kamu yang meninggalkan aku?

Salah siapa,
Aku yang membiarkan kamu datang,
atau Kamu yang mendekat?

Salah siapa,
Aku yang diam,
atau Kamu yang pergi?

Salah siapa,
Aku yang mudah jatuh cinta,
atau Kamuyang membuatku jatuh terluka?

Salah siapa,
Aku yang terlalu setia,
atau Kamu yang terlalu memberi banyak kenangan?

Salah siapa,
Aku yang bodoh,
atau Kamu yang tidak memperjuangkan aku?

Salah siapa,
Aku yang menutupi perasaan,
atau Kamu yang tidak peka?

Salah siapa,
Aku,
atau Kamu? 

Jumat, 07 Maret 2014

Mencintai Dalam Diam

              Kesel banget ga ada kerjaan, jadi bikin ini deh. Here we gooooo! -----------

Dulu, dia masih sangat muda sewaktu mengenal yang namanya jatuh cinta. Cinta monyet, mungkin ini sebutan yang pantas untuk peristiwa yang dialaminya. Dia tidak terlalu menanggapi sebutan itu, yang di tau hanya bagaimana perasaan itu berawal.
***
Senin, 25 Mei 2009
Dear diary,
                Sebenernya gue malas untuk bercerita sama lo tentang apa yang gue lewati hari ini. Ya, apa lagi disebabkan olehnya, si Pendek. Gue heran, kenapa bisa begitu banyak cewek-cewek yang naksir dia. Padahal kan, sebenernya dia itu gak banget. Berasa lucu, padahal garing parah. Berasa cakep, padahal....., ah gak usah disebutin deh, bikin mood ancur.
                Lo tau ga yang paling memundak dari semua rasa kesal gue untuk dia? Dia dinobatkan menjadi teman sebangku gue. Great, bener-bener melengkapi kebahagian gue:)) Wali kelas emang paling jago untuk me-mix and match-kan teman sebangku gue. Beliau tau aja kalau gue girang banget sebangku dengannya. Hahaha padahal.............. Menangis darah setiap ingat ini.
                Well, well, well, mari bercerita yang lain. Hmm, hari ini Sabtu, lupain kalau Sabtu itu malam Minggu, waktunya bersantai-santai! Mungkin gue bakal melahap beberapa novel yang gue pinjem di dekat sekolah. Dan girang banget besok hari Minggu, gak harus ke sekolah. Horrray! Itu tandanya gue gak akan ketemu si Pendek!
***
Minggu, 20 September 2009
Dear diary,
                Capeeeeeek banget hari ini, PR menumpuk, dan susah banget tugasnya. Mau gak mau, besok gue sambung lagi di sekolah. Seengganya, inspirasi dan penyelesaian lebih baik berasal dari banyak kepala ketimbang dari kepala seorang. Lupakan tentang tugas, mari bercerita tentang yang lain. Yeay, si Pendek mulai melemah di hadapan gue, pinjam ini pinjam itu dan dia gak masalah. Kalau pun dia gak ngasih, siap-siap aja kena jitakan dari gue. Jahat ya gue? Huhuhu, habis seru sih liat dia tertindas. Kami sering berantem, tapi dia lebih sering ngalah. Gue perempuan perkasa! Hahaha.

Rabu, 4 November 2009
Dear diary,
                Ada apa dengan gue?!?!?! Rawwwwrrr!!!! Kenapa jadi si Pendek yang memenuhi tiap halaman diary gue?!?!?! Dan, gue baru menyadari hari ini. Pendek, bisa gak sih pergi dari pikiran gue? Hiks, apa gue kena kutukan dari dia, ya? Pendek, maaf ya, maaf, gue gak akan lagi deh sama lo, tapi mulai sekarang lo gak usah mampir di kepala gue lagi ya. Cukup di sekolah aja kita bertemu. *lemas*
***
Minggu, 14 Februari 2010
Dear lovely diary,
                Happy Valentine buat diary gue tercinta! Seneng banget soalnya lo udah nemenin suka dan duka gue selama ini, walaupun terkadang bosan juga ya denger cerita gue? Hehehe.
                Oh ya, hari ini, hari yang paling menyenangkan kayaknya buat si Pendek, dia mendapat banyak cokelat dari cewek-cewek di sekolah. Aih, aih, gue cuma dikasih dikit banget sama si Pendek, padahal kan, gue suka banget sama cokelat. Dasar si Pendek pelit!!!!
***
Kamis, 6 Mei 2010
                Ratih gak sengaja melihat diary-nya yang dulu tergeletak pasrah di antara buku-buku lamanya. Seperti ingin mengingat memori tempo dulu semasa SMP, dia pun membacanya. Begitu banyak kenangan akan si Pendek, yang dulu pernah menghiasi masa-masa SMP-nya. Sampai dia teringat kapan peristiwa cinta monyet itu berawal. Ya, semenjak dia tidak sebangku lagi dengan pria itu.
                Sebenernya aku gak peduli betapa kerennya dia di mata gadis-gadis lain, betapa pintarnya dia di antara teman-teman sekelasku, betapa jagonya dia di setiap pertandingan basket, dan betapa merdu suaranya yang keluar dari mulutnya sewaktu bernyanyi. Di awal aku menyukainya, dia adalah seorang yang biasa-biasa saja menurutku. Aku menyukainya dengan satu alasan, ya karena aku memang memilih untuk jatuh cinta padanya.
                Kata-kata ini berputar-putar di dalam pikiran Ratih. Dia tahu kalau Ryber-si Pendek tidak pernah mencintainya, dan dia memilih untuk mencintai Ryber dalam diam. Tidak terlalu banyak diungkapkan untuk seorang pria yang dicintainya, selama ini Ratih hanya bisa memberikan perhatian pada Ryber. Namun tetap saja, Ryber memang benar-benar tidak peka dengan perhatian Ratih, atau memang sengaja tidak menunjukkan kalau sebenarnya dia sudah tahu kalau Ratih jatuh cinta padanya? Entahlah.
                Seperti orang yang jatuh cinta pada umumnya, Ratih juga demikian. Ketika Ryber ada di hadapannya, jantungnya berdetak sesuka hati dengan tempo yang sedikit lebih cepat. Ketika Ryber jatuh cinta pada perempuan lain, dan bukan jatuh cinta dengannya, dia pun merasa cemburu. Tapi, Ratih tetap mencintai Ryber dalam diam.
Baru ku sadari, cintaku bertepuk sebelah tangan
Kau buat remuk seluruh hatiku
Semoga waktu akan mengilhami sisi hatimu yang beku
Semoga ada datang keajaiban
Hingga akhirnya kau pun tahu
Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu
Meski kau takkan pernah tahu
(Dewa 19-Pupus)

Lamunan panjang Ratih diwarnai dengan iringan sendu sebuah lagu. Entah kenapa tadi dia begitu semangat untuk menggali memori tentang Ryber lewat diary kesayangannya itu. Tapi, kini dia menyesali perbuatannya itu. Air mata Ratih dengan manisnya jatuh membasahi sela-sela pipinya. Bukan menangis karena tidak pernah bisa menjadi pacarnya Ryber, tapi menangis karena sampai saat ini dia tidak bisa berhenti mencintai Ryber.
                Sudah satu tahun Ratih tidak pernah bertemu lagi dengan Ryber. Mereka berada dia dua SMA yang berbeda. Awalnya, Ratih merasa yakin bahwa dia pasti bisa melupakan sosok Ryber dari kehidupannya, karena tidak ada lagi kesempatan untuk bertemu dengannya setiap hari seperti dulu, tidak ada momen-momen bersama Ryber yang mungkin akan dia ingat di sekolah ini, dan pastinya kesibukan semasa SMA akan membuatnya tidak sempat memikirikan sosok Ryber. Dan, kebetulan memang waktu tidak pernah dengan sengaja mempertemukan mereka.
***
3 Maret 2012
                Kesibukan Ratih semakin menjadi-jadi, apalagi sekarang dia sudah diambang UN. Sebentar lagu akan memasuki tahap yang lebih tinggi.
                Ratih berlari tergesa-gesa untuk sampai ke salah satu ruangan bimbingan belajar di dekat sekolahnya. Ini adalah hari pertamanya belajar di tempat itu.
                “Seharusnya aku tidak perlu pulang ke rumah dulu kalau aku tau bakal telat seperti ini.” Ratih berkomentar pada dirinya sendiri.
                Tepat di depan ruangan, dia tidak langsung masuk, perlahan-lahan dia mengatur naasnya, setelah napasnya kembali teratur dia pun masuk ke dalam ruangan itu. Ternyata, Indras, sudah lebih dulu beradandi ruangan itu dan awalnya mereka janjian untuk duduk bersama. Tapi dalam kenyataan, Ratih sudah sangat terlambat, tidak akan sempat mencari-cari di mana Indras duduk. Sambil merapikan rambutnya yang agak berantakan, dia langsung menduduki salah satu bangku kosong agak dibelakang. Tanpa memerhatikan siapa yang ada di sampingnya, dia mengeluarkan beberapa alat tulisnya, ingin segara fokus dengan apa yang diajarkan di depan.
                “Ratih,” sapa seseorang yang ada di sampingnya.
                Seketika Ratih menoleh ke sumber suara. Tuba-tiba napas yang semula sudah bekerja dengan teratur menjadi kembali tidak teratur. Ini seperti mimpi, si Pendek tepat di hadapannya.
                “Hei, Ryber,” jawab Ratih menyembunyikan kegugupannya.
                ‘Ya ampun, kamu masih saja kurus ya, hahaha.” Ryber tertawa setengah suara, karena takut teman-teman yang lain merasa terganggu.
                Pletak.
                Ratih menjitak kepala Ryber.
                “Aduh, kebiasaanmu juga masih sama, suka menjitak kepalaku,” Ryber mengelus-elus kepalanya.
                Haloooo, dipastikan aku tidak akan bisa berkonsentrasi dengan pelajaran hari ini. Jantungku saja sedang asik berdetak menimbulkan suara tidak teratur, apalagi pikiranku, wajah boleh melijat ke depan, tapi pikiran dan hati tertuju ke samping. Mama, maafkan anakmu ya, hari ini aku ingin menikmati perasaan klasik dengannya.

***
                Ratih tidak tahu harus merasa senang apakah sedih, mengetahui bahwa dia akan semakin sering bertemu dengan Ryber, si cinta peratamanya, si cinta monyetnya, dan  entah apa pun itu sebutannya, dia tidak peduli.
                Tapi, satu kesenangan yang Ratih tahu tentang Ryber adalah kejombloannya. Seperti matahari merekah di pagi hari, seperti angin bertiup kencang, seperti mimpi-mimpi indah di tiap malamnya, mengetahui bahwa Ryber jomblo.
                “Ndras, itu cowok yang sering aku ceritain ke kamu,” ceritaku pada Indras.
                “Ya ampun, akhirnya kamu bisa juga bertemu dengan dia setelah bertahun-tahun lamanya.”
                “Ayo aku kenalin kamu sama dia.”
                “Hahahaha ayo...”
                Ponsel Ratih berdering. Tanda ada SMS masuk. Ternyata SMS dari Ryber, dengan semangat Ratih membukanya.
                -Tih, kok nomor HP Indras ga bisa dihubungi ya?-
                Ratih pun membalas SMS Ryber.
                -HP-nya ketinggalan di rumah Ry, dia kan ke pucak hari ini. Emang ada apa?-
                Ryber tidak membalas SMS Rtih lagi. Ratih sedikit merasa sedih, tetapi dalam hatinya tidak apa, yang penting Ryber sudah meninggalkan satu SMS di HP-nya malam ini. Itu sudah lebih dari cukup baginya.

Kamis, 24 Mei 2012
                -Ry, aku udah lama banget suka sama kamu-
                SMS itu pun sampai ke HP Ryber. Seketika Ratih merasa sudah berbuat kesalahan fatal. Kenapa dia bodoh sekali mengirimkan SMS seperti itu. Ratih mulai panik, SMS itu tidak bisa dibatalkan, taua dihapuskan. Tinggal menunggu balasan dari Ryber saja dan kalian tahu, jantung Ratih hampir copot. HP-nya bergetar, ada SMS dari Ryber.
                -Oo gitu-
                “Oh my God, jawabannya singkat banget. Ternyata benar-benar dia tidak punya perasaan apa-apa padaku. Hmm, coba aku SMS lagi,” kata Ratih dalam hatinya.
                -Kau tidak marah kan karena aku mengatakan itu padamu?-
                Beberapa detik kemudian, SMS dari Ryber datang lagi.
                -Ya ngga lah. Itu kan hak kamu.-
                Di hari itu adalah hari terakhir Ratih mengirimkan SMS kepada Ryber. Ratih berjanji gak akan menganggu Ryber lagi.


                “Memang lebih baik mencintai dalam diam.” pikir Ratih.

Kamis, 04 Juli 2013

Life is always about choice

Hai, selamat malam! 
Malam ini mau nulis cerita. K, enjoy.

***
         Hari ini adalah hari pertama gue masuk sekolah setelah 3 minggu kemarin libur. Ya, hari ini gue udah kelas 8. Teman kelas gue beda dari teman kelas 7. Gue punya banyak teman baru, salah satunya... Alda. Apa kalian berpikir Alda adalah seorang perempuan? Bukan, dia seorang lelaki.
         Dulu, dia adalah anak 7A, dan gue sendiri 7E. Awal kali gue ngeliat dia, dia adalah sosok yang humoris dan.....ah, dia istimewa. Setelah beberapa minggu sekelas, kita semakin dekat. Kita saling bertukar pin bb dan....kita semakin dekat oleh bbm. Too mainstream, rite? Lol. Hingga akhirnya muncul perasaan yang tidak biasanya. 
         Hari berganti hari, hingga saat tanggal 28 Juli Alda memutuskan untuk menembak gue melalui...bbm. Ah, dia payah. Setelah berpikir panjang, gue memutuskan untuk menjawab "ya:)". Gue selalu malu tiap bahas ini.
         Bulan berganti bulan, hingga saat ini adalah tepat 4 bulan gue dengan dia, 28 November. Gue semangat untuk berangkat sekolah hari ini. Seperti biasa, di kelas, gue selalu ngobrol dengan Alda. Huh, pelajaran hari ini membosankan, apalagi pelajaran biologi. Untungnya, Bu Tia gak berangkat ngajar, dan kelas pun....free. Dan betapa bahagianya setelah tau kalau Alda udah nyiapin sesuatu, dia ngasih bunga mawar. Saik, sok romantis dia.
         
***
         Gak nyangka, sekarang udah 6 bulan. Gue pikir hubungannya ga bakal selama ini, but takdir berkata lain. Ternyata, semakin lama gue ngejalanin semakin banyak juga cekcok mulut antara gue sama doi. Tapi, semakin banyak juga kok sayangnya. Ea. 
         Gue tau, ngejalanin hubungan gak segampang yang gue pikirin. Apalagi kalo udah cekcok, hehehe terkadang gue harus nangis untuk nenangin diri gue sendiri:) Sebenernya, jalan keluar gue kalo udah gak bisa apa2 nangis. Apa lo semua sama? Hehehe. 
         Bulan Juni kemarin, ya tepatnya tanggal 28 Juni gue udah 11 bulan. Dan... i think 28 kemarin itu "bad 28 ever", ya kalian tau sendiri kenapa. Hari ini, bulan ini, lagi ngejalanin ke 12 bulan, dan.....banyak banget marahannya, gue aja sampe capek sendiri. But, ada aja yang bikin gue tetep stay. Kalo udah sayang itu lengket susah dilepasin. Walaupun sebenernya i'm totally give up, guys:))) Ah, sudahlah. Gue tetep sayang doi kok. 
         Hari ini, doi lagi ngelive:) Lo tau sendiri lah apaan hehehehehehe:) Gue lost contact dari siang, gue mencoba buat menghilang dari dia, gue mau tau apa dia bakal bbm gue duluan atau gak setelah dia bersenang-senang seharian. Hehe. Dia lupa sama gue:)
         Sebenernya...gue bingung. Should i give up and hide or should i stay and fight? Give me the best, show me the way, God. For sure, i hate this situation:" 
         Duh, fyi gue nulis ini nangis dalem hati:''

  
Last. To try or not to try? To give up or to keep doing it? To stay or to let go? Life is always about choice. Huh? 

Selasa, 02 Juli 2013

10 Things To Do When You're Bored!

How many hours can you possibly spend resting and sleeping? Boredom might seem like a blessing to people who are usually in a frenzied and hurried state, but after awhile it just becomes torture.  So how do you fight off the horror of having nothing to do day in and day out?

Here are 10 things to do when you’re bored at home:

1. Organize your closet
If you’re like most people, then you probably don’t spend a lot of time and effort into organizing your closet. As a result, your closet looks like a tornado has been hitting it since the dawn of time. Well, now that you have some hours on your hands, you can start changing all that.

2. Tidy up your entire room 
While on the subject of cleanliness and orderliness, you should probably go all the way and just clean your entire room. It’s probably looking like a miniature archaeological dig by now, especially if you haven’t been too diligent about keeping it spotless.

3. Read a novel
Unless you’re a book lover, reading a novel isn’t really the first thing you think of when you’re trying to figure out what to do when your bored at home. For a more interesting experience, try reading genres or themes you don’t typically attempt.

4. Paint your nails
Painting each of your nails a different color or design is sure to keep your attention for the better part of the day. While you’re at it, you might also want to try giving yourself a foot and hand scrub. Your hands and feet will certainly thank you for it.

5. Play a childhood game
This will definitely take you on a nostalgic trip.

6. Go see a movie
Go to the theater and see some of the newest movies.

7. Dress up as your favorite superhero
Don’t forget to take pictures!

8. Try out different hairstyles
Don’t do anything radical like cutting off all your hair. You’ll regret it. Lol.

9. Make homemade ice cream

10. Go swimming 
It's a great workout, and it's fun too.

Selasa, 18 Juni 2013

A Sweet Love Message

Sweet love words from my heart to yours:)

Dear you,
        I don't pretend what love is for everyone, but I can tell you what is for me. Love is knowing all about someone, and still wanting to be with them more than any other person. Love is trusting them enough to tell them everything about yourself, including the things you might be ashamed of. Love is feeling comfortable and safe with someone, but still getting weak in the knees when they walk into the room and smile at you. This is why, whether we are together or apart, you will always be the most important person in my life. Because for me, love is you:-)